
Bicara soal cinta adalah membicarakan soal perasaan. Banyak pihak yang menghambakan cinta, banyak pihak yang mengagungkan cinta, karena memang cinta itu indah dan mengindahkan. Menurut
kamus elektronika ini, cinta ternyata memiliki beragam pengertian, mulai dari cinta terhadap keluarga, terhadap teman-teman, hingga cinta akan negara dan bangsanya.
Cinta menurut Fromm adalah perasaan simpati yang melibatkan emosi yang mendalam, sehingga diperlukan empat syarat untuk mewujudkannya yaitu : pengenalan, tanggung jawab, perhatian dan saling menghormati. Jika kita memiliki empat rasa ini, yakinlah hidup di dunia yang fana ini akan sangat terasa indah, tidak akan ada lagi saling tikam, saling gunting
dalam lipatan, saling hasut, saling fitnah, saling bunuh dan lain-lain.
Bagi saya
hidup tanpa cinta bagaikan makan sayur tanpa garam, tapi hati-hati, jika kita kebanyakan mengkonsumsi garampun bisa mengakibatkan darah tinggi, dan dapat bermuara kepada
stroke, yang merupakan suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan
darah ke suatu bagian
otak tiba-tiba terganggu. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan serangkaian reaksi bio-kimia, yang dapat merusakkan atau mematikan
sel-sel otak. Kematian jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh jaringan itu.
Saya pernah beberapa kali merasakan manisnya tebu cinta. Saat itu dikala saya masih remaja, tepatnya masih duduk di bangku SLTP, saya sudah mengenal cinta. Saking indahnya, serasa dunia milik berdua. Kalau tak jumpa, perasaan menjadi galau seakaan teriris sembilu. Yah, memang, hal itu tidak terelakkan karena sudah merupakan suatu proses alamiah dan wajar dari perkembangan psikologis manusia. Cinta seakan membutakan mata lahir dan mata bathin, intinya, tanpa cinta hidup takkan berarti.
Setelah usai petualangan cinta
monyet perdana itu, saya terus mengembara cinta, walaupun saya tidak menjadi
pemilik playboy, hingga akhirnya petualangan cinta itu berakhir pada sang tambatan hati, yang telah membuahkan putra dan putri yang sehat, cerdas dan menggemaskan. Alhamdulillah......
Atas kisah sok romantis diatas, saya jadi teringat dengan bangsa kita. Beratus tahun kita berusaha untuk merebut, mencapai dan memiliki kemerdekaan. Terlalu banyak korban jiwa, raga dan harta yang melayang. Akhirnya, atas perjuangan segenap komponen bangsa, di tanggal 17 Agustus 1945 kita berhasil mencapainya. Sekarang, di saat usia kemerdekaan bangsa yang hampir mencapai 64 tahun, kita harusnya sudah bisa mereview, apa saja yang telah kita perbuat untuk mempertahankan dan mengisi kemerdekaan???
Ternyata, kita masih sepele dalam menjaga kemerdekaan, betapa tidak pada tahun 1999 yang lalu kita kehilangan Timor Timur. Ditambah lagi dengan saat-saat ephoria reformasi dan otonomi daerah, beberapa daerah yang merasa "kaya" dan merasa mendapat "perlakuan yang tidak adil dari Pemerintah" mulai bersuara untuk "merdeka". Di tahun 2002 Pulau Sipadan-Ligitan pun lepas. Belum lagi berbagai property kita yang tergadai dan merupakan kado pahit di hari kebangkitan 100 tahun bangsa Indonesia.
Sebagaimana diketahui, bahwa banyak pulau-pulau terluar kita kita berbatas dengan banyak negara (Kilas Balik Ambalat, 2006), mulai dengan
India (P. Rondo),
Malaysia (P. Berhala, P. Kalimantan, P. Ambalat),
Singapura (P. Nipah),
Vietnam (P. Sekatung),
Palau (P. Fanildo, P. Brass dan P. Fani),
Timor Leste (P. Batek dan P. Dana),
Papua New Guinea dan
Australia (P. Irian) dan yang saat ini menjadi sorotan media adalah
Philipina (
P.Miangas, P. Marore dan P. Marampit). Dan di saat-saat terakhir ini, sudah mulai negara-negara tetangga mengutak atik wilayah perbatasan seperti daratan
kalimantan bagian utara, kepulauan-kepulauan terluar Indonesia di wilayah Provinsi Kepulauan Riau, kepulauan di wilayah Provinsi
Sulawesi Utara dan lain-lain.
Untuk itu, jika kita cinta kepada negara dan bangsa ini, saya berharap Pemerintah harus membaca postingan saya dan dapat lebih memperhatikan berbagai aspek yang menyangkut wilayah perbatasan, antara lain dimulai dengan memperhatikan pembangunan infrastruktur dan peningkatan akses, penggiatan kehidupan perekonomian, peningkatan pelayanan publik, penguatan keamanan dan keberadaan Angkatan Bersenjata dan lain-lain. Jika kita ibaratkan hal ini dengan cinta, masyarakat di perbatasan adalah kekasih kita, namun jika sang kekasih di sepelekan, dicuekin hingga akhirnya jablai, tentu sang kekasih akan berpaling kepada pihak-pihak yang benar-benar setia mendampinginya dalam suka dan duka...
Ingat...! Kita adalah bangsa yang besar, jangan beri kesempatan pihak-pihak lain untuk mengobok-obok kedaulatan bangsa kita. Kita harus menjadi bangsa yang kuat dan disegani. Kita harus punya Angkatan Bersenjata yang handal, profesional dan modern. Jangan cepat bangga dengan segelintir pesawat tempur sukhoi yang "korban lock", dengan segelintir F-16, konon lagi pesawat tempur "kebanggaan" sekelas A4 skyhawk, F 5 Tiger, tank amphibi tahun 1950-an yang macet-macet, kapal perang eks Jerman yang sudah uzur dan berkarat ??? Apakah kita ingin "cinta kita itu terlepas begitu saja"? Tentu tidak....
Saya hanya khawatir..kejadian "pahit di masa lalu"" akan terulang jika kita sepelekan semua ini..!
Tiada gading yang tak retak ...