Buku karya Andrea Hirata ini sangat menarik n mengesankan. Dikisahkan tentang keagamaan, persahabatan yang luar biasa, cinta pertama yang indah, ketegaran hidup, bahkan makna sebuah takdir yang tidak bisa dengan gampang ditebak. Setting cerita berawal dari Pulau Bangka-Belitung (yang sebelum era otonomi daerah termasuk bagian dari Propinsi Sumsel), dimana pulau tersebut merupakan pulau penghasil timah di Indonesia namun terdapat gap antara masyarakat/pegawai rendahan dengan petinggi PN Timah.
Laskar pelangi berawal dari kisah persahabatan sepuluh orang anak miskin. Mereka sudah bersama sejak mereka memulai bangku sekolah. Merekalah : Ikal, Mahar, Lintang, Harun, Syahdan, A Kiong, Trapani, Borek, Kucai dan satu-satunya wanita di kelas mereka, Sahara. Banyak hal yang mereka lalui bersama. Kemiskinan sepertinya bukan hal yang bisa merusak masa kanak-kanak mereka. Kisah indah percintaan anak muda antara Ikal dengan seorang Tionghoa bernama A Ling yang berawal dari pembelian kapur tulis yang mengesankan. Kesabaran Ikal untuk bisa mendapatkan kekasih hatinya sampai ketegaran Ikal saat A Ling akhirnya harus meninggalkannya. Dari sini kita dapat belajar bahwa seorang anak kecil bahkan bisa bersikap jauh lebih dewasa dibandingkan orang dewasa saat menghadapi masalah percintaan. Siapa juga akan menyangka bahwa sekolah terpencil Muhamadiyah bisa berbuah dua orang genius di bidang yang berbeda. Dialah Lintang, sang ilmuwan cilik. Dan Mahar, sang seniman sejati. Banyak perubahan besar yang mereka lakukan dalam merubah citra sekolah Muhamadiyah dimata masyarakat elite melalui bidang mereka masing-masing. Tapi ternyata nasib selanjutnya berkehendak lain. Ayah Lintang meningggal dunia, dan sang genius itu terpaksa harus menghentikan pendidikannya di sekolah Muhamadiyah akibat tak ada biaya. Tak ada yang menyangka juga bahwa sang seniman, Mahar, semakin hari justru malah semakin tertarik pada ilmu mistik alam gaib. Karena suatu hal, membawa ia pada suatu pertemuan dengan seorang anak perempuan tomboy, anak seorang penguasa kapal keruk di PN Timah, Flo. Karena tertarik pada bidang mistik yang dimiliki oleh Mahar, Flo akhirnya meninggalkan segala kemewahan sekolah PN untuk melanjutkan studinya di sekolah miskin Muhamadiyah. Mereka bersama kelompok pecinta alam gaibnya telah banyak menguak misteri yang dianggap orang keramat di daerah Belitong. Tak jarang kelompok yang dipimpin Mahar ini mendapatkan ejekan dari masyarakat setempat. Tapi Mahar serta Flo tak pernah menyerah. Juga walaupun telah ditegur oleh Ibu Mus karna telah menodai ilmu agama, tapi Mahar dan Flo tetap pada jalan yang telah ia tempuh. Hobi mereka pada alam gaib ini menyebabkan mereka terancam tak bisa mengikuti ebtanas karna nilai-nilai mereka yang semakin menurun. Mereka pun mulai resah. Akhirnya terlintas ide untuk meminta petunjuk pada seorang dukun sakti yang banyak disebut oleh masyarakat sebagai manusia setengah peri, Tuk Bayan Tula. Maka pergilah Flo dan Mahar bersama tim dunia mistiknya mengunjungi kediaman sang Tuk yang terdapat pada sebuah pulau tak berpenghuni yang terkenal sangat angker yaitu Pulau Lanun. Dengan mempertaruhkan nyawa sepanjang perjalanan, akhirnya mereka semua sampai di Pulau tersebut. Dengan menempuh perjalanan yang panjang dan mengerikan, akhirnya mereka sampai ke suatu gua tempat kediaman sang dukun. Dan mereka berhasil berjumpa langsung dengan Tuk Bayan Tula, sang idola mereka. Maka berceritalah Flo dan Mahar tentang masalah mereka di sekolah. Tuk yang menghargai usaha mereka mencapai pulau itu kemudian memberi mereka sebuah petunjuk yang tertulis pada sebuah gulungan kertas. Siapa menyangka ternyata petunjuk yang diberikan sang dukun bisa mengubah jalan hidup Mahar dan Flo. Dua belas tahun kemudian, kesepuluh sahabat itu menjadi seseorang yang benar-benar tidak bisa disangka. Mereka menjalani hidup mereka masing-masing dengan damai dan selalu bersyukur atas apa yang telah diberikan pada mereka saat itu.
Intinya bagaimanapun hidup yang kita jalani, kita harus senantiasa bersyukur...Diatas langit masih ada langit, jangan selalu mendongakkan kepala ke atas, tapi lihatlah kebawah...masih banyak orang yang bernasib kurang beruntung, dibanding kita....
Laskar pelangi berawal dari kisah persahabatan sepuluh orang anak miskin. Mereka sudah bersama sejak mereka memulai bangku sekolah. Merekalah : Ikal, Mahar, Lintang, Harun, Syahdan, A Kiong, Trapani, Borek, Kucai dan satu-satunya wanita di kelas mereka, Sahara. Banyak hal yang mereka lalui bersama. Kemiskinan sepertinya bukan hal yang bisa merusak masa kanak-kanak mereka. Kisah indah percintaan anak muda antara Ikal dengan seorang Tionghoa bernama A Ling yang berawal dari pembelian kapur tulis yang mengesankan. Kesabaran Ikal untuk bisa mendapatkan kekasih hatinya sampai ketegaran Ikal saat A Ling akhirnya harus meninggalkannya. Dari sini kita dapat belajar bahwa seorang anak kecil bahkan bisa bersikap jauh lebih dewasa dibandingkan orang dewasa saat menghadapi masalah percintaan. Siapa juga akan menyangka bahwa sekolah terpencil Muhamadiyah bisa berbuah dua orang genius di bidang yang berbeda. Dialah Lintang, sang ilmuwan cilik. Dan Mahar, sang seniman sejati. Banyak perubahan besar yang mereka lakukan dalam merubah citra sekolah Muhamadiyah dimata masyarakat elite melalui bidang mereka masing-masing. Tapi ternyata nasib selanjutnya berkehendak lain. Ayah Lintang meningggal dunia, dan sang genius itu terpaksa harus menghentikan pendidikannya di sekolah Muhamadiyah akibat tak ada biaya. Tak ada yang menyangka juga bahwa sang seniman, Mahar, semakin hari justru malah semakin tertarik pada ilmu mistik alam gaib. Karena suatu hal, membawa ia pada suatu pertemuan dengan seorang anak perempuan tomboy, anak seorang penguasa kapal keruk di PN Timah, Flo. Karena tertarik pada bidang mistik yang dimiliki oleh Mahar, Flo akhirnya meninggalkan segala kemewahan sekolah PN untuk melanjutkan studinya di sekolah miskin Muhamadiyah. Mereka bersama kelompok pecinta alam gaibnya telah banyak menguak misteri yang dianggap orang keramat di daerah Belitong. Tak jarang kelompok yang dipimpin Mahar ini mendapatkan ejekan dari masyarakat setempat. Tapi Mahar serta Flo tak pernah menyerah. Juga walaupun telah ditegur oleh Ibu Mus karna telah menodai ilmu agama, tapi Mahar dan Flo tetap pada jalan yang telah ia tempuh. Hobi mereka pada alam gaib ini menyebabkan mereka terancam tak bisa mengikuti ebtanas karna nilai-nilai mereka yang semakin menurun. Mereka pun mulai resah. Akhirnya terlintas ide untuk meminta petunjuk pada seorang dukun sakti yang banyak disebut oleh masyarakat sebagai manusia setengah peri, Tuk Bayan Tula. Maka pergilah Flo dan Mahar bersama tim dunia mistiknya mengunjungi kediaman sang Tuk yang terdapat pada sebuah pulau tak berpenghuni yang terkenal sangat angker yaitu Pulau Lanun. Dengan mempertaruhkan nyawa sepanjang perjalanan, akhirnya mereka semua sampai di Pulau tersebut. Dengan menempuh perjalanan yang panjang dan mengerikan, akhirnya mereka sampai ke suatu gua tempat kediaman sang dukun. Dan mereka berhasil berjumpa langsung dengan Tuk Bayan Tula, sang idola mereka. Maka berceritalah Flo dan Mahar tentang masalah mereka di sekolah. Tuk yang menghargai usaha mereka mencapai pulau itu kemudian memberi mereka sebuah petunjuk yang tertulis pada sebuah gulungan kertas. Siapa menyangka ternyata petunjuk yang diberikan sang dukun bisa mengubah jalan hidup Mahar dan Flo. Dua belas tahun kemudian, kesepuluh sahabat itu menjadi seseorang yang benar-benar tidak bisa disangka. Mereka menjalani hidup mereka masing-masing dengan damai dan selalu bersyukur atas apa yang telah diberikan pada mereka saat itu.
Intinya bagaimanapun hidup yang kita jalani, kita harus senantiasa bersyukur...Diatas langit masih ada langit, jangan selalu mendongakkan kepala ke atas, tapi lihatlah kebawah...masih banyak orang yang bernasib kurang beruntung, dibanding kita....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar