Minggu, 22 Maret 2009

Harapan dan Kenyataan

Kemarin sore, seorang teman datang bertamu ke rumah kami. Ia mengabarkan bahwa istrinya saat ini yang sedang mengandung anak keempat (kehamilan sekitar 4 bulan). Berdasarkan hasil pemeriksaan melalui Ultrasonografi (USG) yang dipadu dengan hasil diagnosis bu dokter Marshmallow, mereka kembali akan dianugerahi seorang anak. Sebelum saya sempat memberikan ucapan selamat, ia langsung mengungkapkan "kekecewaan", karena janin yang dikandung sang istri berjenis kelamin perempuan, yang berarti jika semua Insya Allah berjalan lancar hingga proses persalinan, keluarga mereka akan mendapat "titipan dan anugerah" 4 orang putri.

Namun "berkah" yang mereka dapatkan itu, tidaklah selalu diiringi dengan kebahagiaan, justru malah menambah masalah. Berdasarkan "aturan main" pada keluarga sang teman yang menjunjung tinggi paham patrilineal (garis keturunan ayah), di dalam keluarga mereka paling tidak "harus' terdapat minimal 1 (satu) orang anak laki-laki, karena hal ini sangat berpengaruh terhadap penerus marga/clan dan juga berkaitan dengan harta pusaka/waris keluarga dan lain-lain. Dengan "perdebatan" yang pura-pura cukup sengit, hingga menghabiskan 2 gelas kopi pahit dan lebih dari satu bungkus rokok, Alhamdulillah, akhirnya sang teman bisa mengerti dan menerima keberadaan janin yang sedang dikandung istrinya.

Sehubungan dengan kisah diatas, lantas saya teringat dengan rencana pelaksanaan Pemilu. Jika tidak ada aral melintang, berdasarkan Peraturan KPU Nomor 20 Tahun 2008 Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan menyelenggarakan Pemilihan DPR, DPRD dan DPD pada hari Kamis, 09 April 2009
. Berbagai persiapan telah dilakukan oleh banyak pihak untuk mendukung dan mensukseskan pelaksanaan pemilu, selain KPU sendiri juga antara lain dukungan keamanan dari pihak TNI/POLRI, Pemda bahkan kalangan blogger pun turut terlibat secara aktif dalam mendukung aksi Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009.

Sebagai warga negara yang pura-pura baik, sudah selayaknya kita HARUS turut mendukung dan mensukseskan pesta demokrasi itu. Mengapa kita sebagai warga negara harus turut mendukung pelaksanaan kampanye dan pemilu yang damai? Karena, sesuai dengan amanat Pasal 2 ayat (1) UUD Negara RI Tahun 1945, bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat, sehingga memiliki makna bahwa rakyat memiliki kedaulatan, tanggungjawab, hak dan kewajiban untuk secara demokratis memilih pemimpin yang akan membentuk pemerintahan guna mengurus dan melayani seluruh lapisan masyarakat, serta memilih wakil-wakil rakyat untuk mengawasi jalannya pemerintahan. Perwujudan kedaulatan rakyat dimaksud dilaksanakan melalui Pemilu secara langsung.

Jika mengamati berbagai fenomena politik yang semakin hangat, saya teringat dengan sebuah sticker bonus dari sebuah buku teka teki silang yang pernah saya baca. Isinya cukup relevan dengan kondisi sekarang : Ambisi Yes, Emosi dan Ambisius No! Terus terang, saya sangat tertarik, mengapa? Kalimat itu mengisyaratkan kepada kita untuk harus tetap memiliki semangat mengejar cita-cita, namun harus tetap ditempuh dengan cara yang santun dan elegan. Hidup adalah dinamika, tidak etis jika kita lantas menjadi fatalis, yang hanya pasrah dengan keadaan, menerima hidup dengan apa adanya.Tentu kita semua memiliki visi, harapan, cita-cita, yang hendak kita capai sesuai dengan kemampuan dan norma yang berlaku.

Memang, tidak mudah untuk memprediksi perolehan suara bagi seorang caleg, karena keberadaan sistem multi partai yang diselaraskan dengan kondisi ekonomi maupun sikap mental dan politik masyarakat kita. Untuk itu, bagi rekan-rekan yang akan menghadapi “peperangan di padang Kurusetra” nanti, saya hanya bisa menyarankan untuk sejak dini meminimalisir “tekanan kejiwaan” kita. Pertimbangkan dan segera antisipasi dampak terburuk, yaitu kegagalan. Mari sejak sekarang bisa lebih bersikap ikhlas dengan mempasrahkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Anggap saja ajang pemilu sebagai "ajang silaturahmi", karena apapun yang terjadi, kita adalah makhluk sosial. Manusia yang saling bersilaturahmi dalam kebaikan dengan manusia yang lain.

Memang, sesungguhnya, "tekanan kejiwaan" seperti ini tidak perlu terjadi, jika kita tidak salah kaprah. Kesalahkaprahan itu terjadi karena kita sudah kehilangan kepercayaan diri, sehingga masih banyak kita yang ingin "duduk" harus menghalalkan segala cara. Padahal, untuk memperoleh "suara" sesungguhnya tidaklah harus selalu dengan uang, melainkan sikap, karya nyata, kepedulian dan simpati.

Jika tidak terjadi keseimbangan antara das sollen dan das sein, biasanya memang akan terjadi "penolakan" sebagaimana yang dihadapi oleh sang teman di awal postingan ini. Begitu juga akan menimbulkan ekses lain seperti ada yang mencoba bunuh diri karena gagal menjadi caleg, ada calon bupati yang harus masuk Rumah Sakit Jiwa karena gagal memenangi Pilkada, dan masih banyak yang lainnya. Mengapa hal ini bisa terjadi? Intinya karena rasionalitas sudah hilang, tidak ada keseimbangan antara IQ, EQ dan ESQ. Saya sangat menyadari, betapa banyak tenaga, pemikiran dan biaya (cost atau money) yang telah dikeluarkan. Banyak caleg yang harus rela menggadaikan segenap “asset” yang dimilikinya. Ada juga caleg yang terjerat tindak pidana karena berusaha memenuhi ambisi yang tak terbendung itu...????

Sebagai insan yang sehat dan waras, tentu kita memiliki harapan, keinginan yang ingin dan harus diwujudkan. Tetapi, kita juga harus ingat, bahwa kita sebagai manusia hanya mampu merencanakan, hanya mampu berusaha, namun DIA yang menentukan. Hidup adalah pilihan.............

Tiada gading yang tak retak ...

Beasiswa ITB 2009

Tolong disebarkan informasi ini pada orang2 yang tidak mampu tapi
berpotensi.

Berikut leaflet beasiswa "ITB Untuk Semua" versi teks.
Salam hangat penuh semangat.

lemet
FI90
========
Beasiswa
ITB Untuk Semua

“Jangan urungkan untuk menggantungkan cita-citamu setinggi langit.”

Pasal 31, Ayat 1, Undang-undang Dasar 1945 ”Setiap warga negara berhak
mendapat pendidikan.”

http://www.itbuntuk semua.com

========
Apa Itu Program “ITB Untuk Semua"?
Program “ITB Untuk Semua” adalah suatu skema penerimaan mahasiswa baru
Institut Teknologi Bandung yang secara khusus menyediakan bangku
kuliah bagi para lulusan sekolah menengah umum dari keluarga yang
tidak mampu secara ekonomi (penghasilan kedua orang tua di bawah atau
sama dengan Upah Minimum Regional setempat). Uang pendidikan, ongkos
tempat tinggal, dan biaya hidup selama menempuh kuliah di Bandung akan
didanai beasiswa “ITB Untuk Semua”. Sekitar 100 bangku kuliah
disediakan secara khusus bagi para lulusan SMU angkatan 2009 dari
keluarga yang tidak mampu secara ekonomi.



Para calon penerima beasiswa akan mengikuti Penelusuran Minat, Bakat,
dan Potensi ITB (PMBP) jalur beasiswa penuh. Sebelum kuliah, para
calon yang diterima akan mengikuti masa persiapan untuk membantu
penyesuaian diri dengan suasana kuliah serta kehidupan di Bandung.

Selama kuliah, para mahasiswa program “ITB Untuk Semua” akan mendapat
pembimbing khusus untuk membantu menyelesaikan kendala studi dan
mengatasi persoalan personal yang mungkin muncul selama menempuh
kuliah di ITB. Para mahasiswa juga akan diberi kesempatan mengikuti
ceramah-ceramah inspirasional, studi banding ke lokasi-lokasi
penerapan teknologi tepat guna, dsb. Para lulusan program “ITB Untuk
Semua” diharapkan kelak akan menjadi agen perubahan di daerah asal
mereka.

========
Persyaratan
Para calon penerima beasiswa “ITB Untuk Semua” harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
• Calon lulusan sekolah menengah umum pada tahun ajaran 2009 (bidang
studi IPA untuk fakultas Sains dan Teknik).
• Berasal dari keluarga yang tak mampu secara ekonomi (penghasilan
kedua orangtua di bawah Upah Minimum Regional setempat)
• Memiliki prestasi akademik yang sangat baik.
• Aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler sekolah (lebih diutamakan yang
memiliki bakat memimpin)
• Mendapat rekomendasi dari kepala sekolah
• Bersedia mengikuti ujian penerimaan yang dilakukan ITB

Bidang Studi yang Dapat Dipilih
Fakultas/Sekolah yang dipilih oleh calon penerima beasiswa adalah sbb:
Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD), Fakultas Teknik Sipil dan
Lingkungan (FTSL), Fakultas Teknologi Industri (FTI), Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Fakultas Teknik Mesin
dan Dirgantara (FTMD), Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan
(FTTM), Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI), Sekolah
Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK), Fakultas
Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB), Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati
(SITH), Sekolah Farmasi (SF), dan Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM).

========
Cara Mendaftar
Kirimkan berkas formulir pendaftaran (pada halaman terakhir leaflet
ini, boleh di-fotocopy) dengan dilengkapi dokumen sbb:
• Fotocopy halaman depan rapor SMU dan halaman-halaman nilai (dari
semester I hingga V) yang telah dilegalisir pihak sekolah
• Surat keterangan berasal dari keluarga yang secara ekonomi tak mampu
dengan ditandatangani Ketua RT/RW (Yang dimaksud keluarga yang secara
ekonomi tak mampu adalah penghasilan kedua orangtua per bulannya di
bawah atau sama dengan Upah Minimum Regional setempat. Kami akan
melakukan survey lapangan secara random untuk mengetahui kondisi
keluarga calon mahasiswa)
• Surat dukungan/referensi dari kepala sekolah
• Tulisan 1 halaman kertas A4 (boleh diketik atau tulis tangan) yang
menjelaskan mengapa pendaftar ingin mengikuti program ”ITB Untuk
Semua”
• Tulisan 1 halaman kertas A4 (boleh diketik atau tulis tangan) yang
menggambarkan kondisi keluarga pendaftar [Misalnya, menceritakan
pekerjaan orang tua, kegiatan pendaftar di luar sekolah, kondisi
masing-masing anggota keluarga, dsb]

Berkas pendaftaran lengkap dimasukkan amplop coklat berukuran besar
dan dikirim ke:

Panitia Penerimaan Beasiswa ”ITB Untuk Semua”
Direktorat Pendidikan ITB
u.p. Kasubdit Penjaringan Mahasiswa/Ketua Lembaga TPB
Gd. CCAR ITB Lt.4
Jl. Tamansari 64 Bandung

Berkas paling lambat dikirimkan pada 20 April 2009 (cap pos)

========
Ujian Penerimaan

Panitia seleksi tahap awal program ”ITB Untuk Semua” akan melakukan
penilaian berdasarkan berkas yang masuk. Penilaian meliputi:
• Kemampuan akademik
• Motivasi (dilihat dari tulisan mengapa pendaftar ingin mengikuti
program ”ITB Untuk Semua”)
• Kondisi keluarga (dilihat dari tulisan kondisi keluarga pendaftar)
• Pengujian kebenaran data yang diberikan kepada pihak sekolah

Dari hasil penilaian tersebut, panitia tahap awal akan memanggil
(melalui surat) calon-calon potensial untuk mengikuti Ujian Saringan
Masuk (USM) jalur PMBP terpusat dan wawancara di kampus ITB di
Bandung. Seluruh biaya transportasi dan akomodasi selama ujian akan
disediakan oleh ITB. Ujian ini akan berlangsung pada 29 Mei- 31 Mei
2009.

Panitia akan mengumumkan penerima beasiswa (hanya calon potensial,
yang diterima yang akan dikirimi surat) pada pertengahan bulan Juni
2009. Penerima beasiswa akan berkumpul kembali di Bandung pada akhir
bulan Juni 2009 untuk mengikuti program penyesuaian diri.

Pada bulan Agustus 2009, penerima beasiswa ”ITB Untuk Semua” mulai
mengikuti perkuliahan di ITB.

========
Formulir Pendaftaran
Isilah formulir pendaftaran ini dengan huruf kapital (huruf besar)
seluruhnya.
• Nama Lengkap: ............ ......... ......... ..... ............ .
• Jenis Kelamin: L / P
• Sekolah: ............ ......... ......... ..... ............ .
• Alamat: ............ ......... ......... ..... ............ .
• Nomor Telepon (jika ada) *) : ............ ......... ......... .....
............ .
• Nama Orang Tua: ............ ......... ......... ..... ............ .
• Pekerjaan Orang Tua: ............ ......... ......... ..... ............ .
• Alamat Orang Tua: ............ ......... ......... ..... ............ .
• Nilai rapor:
Matematika Semester 1: 2: 3: 4 5: 6:
Fisika Semester 1: 2: 3: 4 5: 6:
Biologi Semester 1: 2: 3: 4 5: 6:
Kimia Semester 1: 2: 3: 4 5: 6:
• Kegiatan Ekstrakurikuler: ............ ......... ......... .....
............ .
• Kegiatan Lain (di luar sekolah, jika ada) :
............ ......... ......... ..... ............ .
• Penghasilan Orangtua (per bulan, boleh perkiraan):
............ ......... ......... ..... ............ .
• Alamat Sekolah: ............ ......... ......... ..... ............ .
• Nomor Telepon Sekolah: ............ ......... ......... .....
............ .
• Bidang Studi (di ITB) Yang Diminati **):
............ ......... ......... ..... ............ .

Tanda tangan pendaftar

Tanda tangan orangtua pendaftar

Tandatangan kepala sekolah

*) Atau nomor telepon orang terdekat yang dapat dihubungi
**) Lihat di bagian Persyaratan

Jumat, 20 Maret 2009

Kampanye Menyambut Pemilu 2009

Agak kesal dengan tiap kali masa kampanye yang dilakukan partai-partai politik. Banyak tindak pelanggaran lalu lintas,jalanan macet, dsb. Bukannya berlomba-lomba membuat citra yang baik massa dengan Partai-nya kepada masyarakat sekitar, tetapi malah sebaliknya.
Tiap 5 tahun sekali apa tidak ada perubahan?menghadapi situasi yang sama,bahkan lebih buruk. Apa itu semua suatu kewajaran setiap 5 tahun sekali?terasa agak aneh, terutama bagi saya orang awam. Gimana saya tertarik memilih suatu partai,bila partai itu memiliki massa yang demikian, atau semua ini semua dibenarkan atau tidak ada sanksi yang tegas??
Apa sebenarnya makna kampanye?malah ada sebagian partai yang berikan iming-iming uang untuk ikut meramaikan kampanye partai tsb..sekali lagi, terkesan aneh.
Apa memang ini prosedur tiap kampanye yang dilakukan?
Saya berharap banyak ke depannya ada perubahan dari semua ini..amin

Senin, 09 Maret 2009

Salah Kaprah?

Ketika saya baru selesai melakukan aktifitas rutin di "ladang" dan hendak menuju pulang ke rumah, di perjalanan saya melintasi rumah seorang teman dan melihatnya terburu-buru mengeluarkan sepeda motor keluar dari halaman rumah, didampingi oleh sang istri dan anaknya yang masih balita. Karena cuaca yang kurang kondusif (baca : langit gelap dan hujan semi deras), saya langsung berhenti tepat di depan rumah mereka. Dengan bergegas sayapun menanyakan hendak kemana mereka keluar rumah disaat cuaca demikian, sang teman lantas menjawab, bahwa mereka hendak berangkat ke "Doktor", karena anaknya sedang demam yang cukup tinggi. Lantas saya bertanya, Doktor mana? Kemudian dia jawab Doktor anunya... Ho..ho..ho..., saya lantas mengerti bahwa yang dimaksud oleh sang teman adalah praktek dokter. Singkatnya, karena merasa sok pahlawan prihatin, saya menawarkan angkutan untuk menuju praktek "Doktor" dan singkatnya Alhamdulillah, berdasarkan hasil pemeriksaan, anak tersebut hanya demam flu biasa.

Yah, memang...terkadang banyak komunikasi dan dialog yang berkembang diantara kita sering kurang tepat. Penyebutan dokter di "kampung kami" acap disebut dengan sebutan Doktor. Jika kaum pendatang yang tidak segera maklum dengan penyebutan istilah itu, tentu akan bertanya-tanya dalam hatinya, begitu banyak lulusan program doktoral disini. Komunikasi seperti ini juga sering kita dengarkan dari dialog-dialog di warung-warung. Di saat konsumen hendak membeli detergen daia, dia menyebut Rinso daia. Konsumen hendak membeli mie instant supermie, dia menyebut Indomie supermie. Begitu juga jika konsumen hendak mencari pasta gigi formula, sering terucap kata Pepsodent formula. Dan sangat banyak penyebutan-penyebutan salah kaprah yang lain seperti hotspot yang disebut wifi, flashdisk disebut usb, Kepala Sekolah SD 1 (harusnya Kepala SD 1), kerja di Bank BRI (kan harusnya kerja di Bank Rakyat Indonesia) dan lain-lain.

Sebenarnya saya tidak terlalu mengetahui, apakah salah kaprah dalam penyebutan beberapa istilah seperti ini akan berdampak besar dalam kehidupan nyata, karena saya bukanlah seperti mas Sawali yang seorang guru bahasa Indonesia, apalagi seperti mas marsudiyanto yang guru matematika. Namun saya tetap berfikir, apapun yang namanya "miss", jelas pasti akan membawa dampak, dan cenderung menghasilkan kesalahpahaman, contohnya miss komunikasi dan miss-miss universe yang lain.

Nah..., bukannya sok usil jika dikaitkan dengan hangatnya situasi politik menjelang pesta demokrasi 2009 ini, menurut saya ada beberapa kesalahkaprahan, antara lain tentang keberadaan "janji" partai politik (parpol) yang dibungkus dengan bahasa atas nama rakyat. Dimana hampir seluruh iklan politik menyatakan, seolah-olah sekarang parpol mudah dan mampu memberikan "pencerahan kehidupan" jika berhasil memenangkan pemilu. Tentu mungkin yang mereka pikirkan adalah bagaimana strategi untuk meraih simpati dan suara yang sebanyak-banyaknya.

Ada parpol yang menyatakan bahwa mereka telah berprestasi menurunkan harga BBM, ada yang menyatakan berhasil sukses membawa Indonesia kepada swasembada pangan, ada juga yang menyatakan sukses dan berkembangnya pertanian dibawah kepemimpinan sang menteri yang merupakan kader parpol tersebut, ada yang siap membuat kontrak politik dan banyak lagi yang lainnya. Sebagai orang awam, tentu saya makin bingung. Sesungguhnya siapakah yang membuat kebijakan? Siapakah yang memprogramkan dan melaksanakan berbagai kegiatan untuk mencapai "kesuksesan" itu? Kan Pemerintah atas dukungan seluruh stakeholders bukan oleh salah satu parpol. Pemerintah (baca : kabinet) yang saya maksud disini adalah terdiri dari banyak "unsur", bukan hanya partai A, B, C, D sampai Z.

Berkaitan dengan hal di atas, ada sebuah contoh sederhana. Misalnya, jika suatu daerah akan melaksanakan Pilkada, calon kepala daerahnya sebut saja bernama X dan Y yang diusung oleh sekian parpol. Kemudian berdasarkan hasil pilkada, pasangan X dan Y berhasil unggul memimpin perolehan suara, dan akhirnya mereka dilantik. Lalu timbul satu pertanyaan. Kebijakan apa yang akan dilaksanakan oleh KDH? Jawabannya sudah pasti adalah kebijakan pemerintah daerah dan bukan kebijakan parpol pengusung. KDH tentu akan melaksanakan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), hingga terus mengerucut kepada kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Oleh karena itu, kesimpulan ngawur menurut saya adalah bahwa keberadaan suatu parpol dalam pemilu "pemimpin", sesungguhnya hanya berfungsi sebagai "kendaraan pengantar"!

Pada tanggal 09 April 2009 yang akan datang, akan berlangsung pemilu secara nasional, sebagai wahana untuk memilih "wakil parpol rakyat". Saya hanya pura-pura berharap agar pengurus parpol, untuk tidak salah kaprah dalam menempatkan posisi. Informasikanlah secara benar tujuan dan fungsi parpol. Mari kita berikan kepada rakyat pendidikan politik yang tepat, agar rakyat kita semakin cerdas dalam menentukan wakil dan pemimpinnya sesuai dengan hati nurani. Akan lebih netral dan objektif, jika seseorang "aktor politik" yang telah menduduki posisi publik seharusnya "menanggalkan seragam lamanya", sehingga tidak menimbulkan dualisme. Satu tubuh dua nyawa! Ingat.... Pemimpin adalah merupakan pejabat publik, milik semua orang yang dipimpinnya, bukan milik sebagian golongan. Saya khawatir, jika kita salah kaprah, maka kitapun akan salah kiprah!!!

Pernahkah teman-teman salah kaprah? Pernahkah teman-teman salah kiprah? Atau jangan-jangan saya sendiri sekarang salah kaprah dan atau salah kiprah dalam membuat postingan ini........Ahh EGP..... asal jangan salah masuk kamar mertua aja! (baca sidebar NYANTE AZA LAE di atas kanan dan baca juga lima kata dibawah postingan, he...he...).

Tiada gading yang tak retak ...

Minggu, 01 Maret 2009

Info beasiswa D3


Bagi rekan-rekan pelajar yang akan segera menyelesaikan bangku sekolahnya di SMA, tidak ada salahnya untuk mencoba beasiswa D3 di Politeknik Tugu Jakarta. Informasinya benar adanya, untuk lebih jelasnya silahkan klik DISINI,
Buruan,..!!